Bapak sebagai seorang guru selalu mengatakan kesaya sewaktu sekolah, “apapun kondisinya, jangan pernah kamu nyontek gus…, ingat jangan pernah terikat oleh hasil, kerjakan segala sesuatu dengan ikhlas. Jadi bukan nilai akhir yang penting, sehingga kamu tidak perlu nyontek.” Perkataan bapak itu adalah salah satu prinsip utama saya pak, perkataan bapak telah menjadikan saya seorang bernama Adhitya ini, saya sudah berhasil melalui hidup dari SD sampai lulus perguruan tinggi dengan prinsip tersebut, tolong bantu saya untuk tetap mempertahankannya, dan bantu anakmu ini untuk mengaplikasikannya pada aspek lain kehidupan…, terima kasih atas nasihat bapak tersebut.
Akhir-akhir ini kasus gayus yang mengkorupsi uang negara adalah berita terakhir yang bapak amati, bapak bilang kesaya, “gus, seberapapun besar kasus korupsi, kejahatan itu sama sekali tidak ada artinya dibandingkan kejahatan dari seorang guru yang membiarkan muridnya mencontek, apalagi sampai membantu murid umtuk mendapatkan nilai bagus, karena itu adalah cikal bakal KKN.” Saya akan berjuang mewujudkan mimpi bapak agar murid-murid indonesia sadar untuk tidak mencontek, saya ingat perkataan seorang bijak “jika ingin perubahan besar: lakukan mulai yang kecil, kemudian mulai dari diri sendiri, dan lakukan sekarang juga”, jadi jika seorang murid ingin negaranya bebas korupsi, maka sang murid mesti mulai dari hal kecil, seperti mencontek, dan harus dimulai dari diri sendiri, dan yang penting harus mulai saat ini juga.
Sewaktu saya SMP, saat pekak meninggal, saya menagis sejadi-jadinya, bapak datang ke saya dan mengatakan “gus…, kenapa kamu menangis”, saya menjawab karena pekak meninggal, bapak menjawab, “loh kenapa mesti menangis gus?”, karena saya kasihan sama pekak jawab saya, bapak bilang “ayo kamu nagisin pekak atau menangisi diri sendiri?” saya sedikit kesal dan mengatakan “jelas menangisi pekak, bapak ini bagaimana!”, bapak tersenyum sambil berkata “Coba pikirkan, emang pekak menderita di alam sana sehingga perlu ditangisi, atau sebenarnya kamu menangisi diri sendiri karena tidak ada lagi yang ngasi kamu uang dan memanjakan kamu”, saya marah sejadi-jadinya sehingga bapak meninggalkan saya sambil tersenyum. Saat bapak meninggalkan kami semua dalam pelukan saya taggal 20 April 2010, saya hendak meneteskan air mata, tapi tiba-tiba teringat perkataan bapak dahulu, dan akhirnya anakmu ini menyadari perkataan bapak waktu itu, saya hendak meangisi diri saya sendiri karena ditinggalkan bapak, bukan menangisi bapak, saya egois jika menangis, bahkan mungkin bapak tidak tenang dialam sana jika saya menangis dan tidak ikhlas melepas kepergian bapak, bapak mungkin juga bahagia di alam sana (saya sangat meyakini bapak bahagia), jadi saya tidak perlu menangis lagi, saya ikhlas dengan kepergian bapak….., selamat jalan pak…………..
Ditulis untuk mengenang almarhum bapak saya, I Wayan Pasek, Lahir di Klungkung, 19 juni 1943, dan meninggal di Praya, 20 April 2010 pada usia 67 tahun.
Ping-balik: Tweets that mention Testing « Blognya Adit38 -- Topsy.com
Bagi siapapun yang merasa permintaan terbengkalai oleh saya, saya mohon maaf, runtutan acara pengabenan bapak saya blum selesai.
Buat pengunjung blog saya, mohon maaf sy blum bs mengupload tulisan baru, kecuali yg telah terjadwal.
Buat Kang Adit:
Turut berbelasungkawa atas meninggalnya Ayahanda tercinta, semoga diberikan tempat terbaik di sisi-Nya…
Terima kasih mas
blue datang menitipDoa untuk ayahmu y,kawan
sabar
salam hangat dari blue
Makasi mas
Turut berbela sungkawa atas meninggalnya ayahanda mas Adit,,mudah2an mas adit bersabar atas cobaan ini. Ingat orang sabar disayang tuhan
Makasi mas ridho
Jd sedih n sangat tersentuh bca tulisan Mas Adit .. Turut berbelasungkawa jg y Mas .. Apapun itu pasti ad hikmah’y .. T_T
Iya mas makasi….
turut belasungkawa ya mas adit ..
Makasi ya….
Turut berduka Pa…
Terima kasih ya
Kunjungan pertamax-ku, turut berduka cita Mas, moga2 arwahnya diterima disisi-Nya…
Makasi ya mas…
Saya trut berduka cita,dan saya mengucapkan selamat ultah yg ke 30
Terima kasih banyak mas.
iki sayang ama bapak,,,
ki juga gak nangis,,,ki tau bapak d sana pasti sehat sekarang, udah bahagia d sisi yang Maha Kuasa,,,
ki gak mau nangis, gak mau buat bapak sedih,,,,
ki iklas kepergian bapak, karena ki tau itulah yang terbaik buat bapak,,,
tapi,,,,bapak masih hidup d hatinya iki,,,,^-^
Iya ki… 🙂
semoga ia bisa tenang di sana
Makasi ya…
salam sejahterah pak,,,
sy mahasiswa nya pak adit waktu di IKIP mataram. sebuah tragedi yang sama pada waktu yang sama menimpa qt pak,,,
tgl 20 APRIL 2010 BAPAK sy juga meninggal dunia,,, meninggalkan istri dan 4 anaknya yang masih sangat membutuhkan bimbingan dari seorang ayah,
dr pengalamanx pak adit sy dapat memetik hikmah dari sisi kehidupan ini…
tetap berkarya pak dan sukses selalu walau tak ada lagi sosok bapak di dunia ini,,,
Saya mengucapkan belasungkawa kepada wiwien. Semangat ya win.
Turut berduka cita atas wafatnya Bapak I Wayan Pasek 🙂
Salam bentoelisan
Mas Ben
Makasi banyak mas ben…
turur berduka cita mas.dan tetap taba mas.o ya,salam kenal ya.aku blogger baru,dan sekaligus pendatang baru blog mas.dan jgn lupa kunjung balik ya
Salam kenal jg mbak, saya pasti mampir nanti.
Saya suka gambarnya, impresif dan indonesia banget. kebudayaan yang menjadi salah satu harta yang bernilai bagi bangsa ini 🙂
🙂
betul juga… kenapa kita menangis…
padahal mngkin saja yang pergi malah lebih bahagia karena bisa terlepas dari semua bebannya… 🙂 jadi berpikir…
btw,,, semoga amalannya bapak diterima di sisinyha ya.. 😉
HIDUP!!! ^_^
Makasi ya QK